Selasa, 31 Maret 2020

Audit Siklus Pendapatan dan Penerimaan Kas



TUGAS AUDITING II :
MAKALAH AUDIT SIKLUS PENDAPATAN DAN PENERIMAAN KAS

Disusun Oleh :

RINI HILDA (1721011001)
ARDI SIMBOLON (1721011015)
LINTASAN LASE (1721011032)


Dosen Pengampu :
Puspita Rama Nopiana, S.E., Ak., M.M., CA.



Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Galileo
2020


KATA PENGANTAR


Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa sebab atas segala rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya, makalah mengenai “Audit siklus pendapatan dan penerimaan kas” ini dapat diselesaikan tepat waktu. Meskipun kami menyadari masih banyak terdapat kesalahan didalamnya. Tidak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Puspita Rama Nopiana, S.E., Ak., M.M., CA. yang telah membimbing dan memberikan tugas ini.

Kami sangat berharap dengan adanya makalah ini dapat memberikan manfaat dan edukasi mengenai audit siklus pendapatan dan penerimaan kas. Selain itu makalah ini juga nantinya diharapkan dapat memberikan manfaat mengenai audit tersebut. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk kemudian makalah kami ini dapat kami perbaiki dan menjadi lebih baik lagi.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Kami juga yakin bahwa makalah kami jauh dari kata sempurna dan masih membutuhkan kritik serta saran dari pembaca, untuk menjadikan makalah ini lebih baik ke depannya.


Batam, 21 Maret 2020



Penyusun

















DAFTAR ISI

       Halaman
HALAMAN JUDUL ...........................................................................           1
KATA PENGANTAR ........................................................................           2
DAFTAR ISI ........................................................................................           3

BAB    I     PENDAHULUAN ..............................................................           4
A.    Latar Belakang Makalah.....................................           4
B.     Rumusan Makalah...............................................           5
C.     Tujuan Makalah...................................................           5

BAB    II   PEMBAHASAN..................................................................           6
A.    Pengakuan Pendapatan ............................................           6
B.    Dokumen dalam pengakuan pendapatan..................           7
C.    Penentuan Resiko Bawaan.......................................           9
D.    Audit atassiklus penjualan dan penerimaan kas.......           10
E.     Proses pencatatan dan penerimaan kas.....................           11
F.      Metodologi Perancangan Pengujian Pengendalian Dan Pengujian Substantif Atas Transaksi Penjualan..................................................................           11
G.    Pengendalian Intern, Pengujian Pengendalian, & Pengujian Substantif Atas Transaksi Penerimaan Kas...........................................................................           12

BAB    VI PENUTUP...........................................................................           14
A.       Kesimpulan...................................................................           14



BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang

Audit terhadap siklus pendapatan mencakup dua pendekatan yaitu pengujian kepatuhan dan pengujian substansi. Pengujian kepatuhan bertujuan untuk memahamai struktur pengendalian intern terhadap siklus penjualan, yang selanjutnya digunakan sebagai dasar pengujian substansi. Pengujian substansi dimaksudkan untuk melakukan verifikasi terhadap kelayakan jumlah rupiah serta kesesuaian penyajiannya dengan prinsip akuntansi yang diterapkan di Indonesia. Kedua pendekatan ini sangat berbeda dalam imlpementasinya, sehingga program audit untuk yang kedua pendekatan tersebut juga sangat berbeda.

Sebelum membahas lebih lanjut siklus pendapatan ini, terlebih dahulu perlu dijelaskan pengertian pendapatan dan penghasilan. Pendapatan merupakan terjemahan dari istilah revenue yang merupakan pendekatan gross sedangkan penghasilan merupakan penterjemahan istilah income yang merupakan pendekatan netto. Dengan pengertian peristilahan tersebut istilah revenue cycle diterjemahkan dengan siklus pendapatan. Istilah penerimaan digunakan untuk menterjemahkan istilah receipt, sehingga cash receipt di istilahkan dengan penerimaan kas.

Transaksi penjualan dalam suatu perusahaan mengakibat transfer kekayaan (dalam hal ini barang-barang atau jasa-jasa) kepada pihak lain dan mengakibatkan terbentuknya aktiva baru berupa kas atau piutang dagang. Meskipun demikian harus disadari bahwa proses penjualan tidak selalu akan mengakibatkan terbentuknya aktiva baru tersebut, mengingat dalam penjualan sering terjadi kegagalan atau pembatalan dari pihak pelanggan. Oleh karena itu dalam siklus pendapatan ditemukan adanya transaksi penyesuaian penjualan (sales adjustment). Sebagai akibatnya siklus pendapatan juga terbentuk dari beberapa system yang antar lain:

·         Sistem Penjualan Kredit (kredit dan tunai),
·         Sistem Penerimaan Kas,
·         Penyesuaian Penjualan yang meliputi potongan penjualan, return and allowance dan rekening uncollectible.

Ketiga subsistem tersebut diatas, secar bersama-sama membentuk siklus pendapatan. Ditinjau dari sudut pandang auditor ketiganya memiliki satu kesatuan proses audit yang dengan sendirinya mudah mengikuti jejak transaksi dari satu system ke system lainnya, rekening-rekening yang terkait dengan siklus pendapatan meliputi:

1.      Penjualan (sales),
2.      Kos penjualan (cost of sales),
3.      Kas,
4.      Piutang Dagang (account receivable,
5.      Persediaan (inventory),
6.      Potongan Penjualan,
7.      Pencadangan dan Kembalian Piutang,
8.      Pencadangan Kerugian Piutang (allowance for uncollectible accounts),
9.      Kerugian Piutang (bad debts expence).

Semua rekening-rekening tersebut diatas dipengaruhi secara langsung oleh transaksi siklus pendapatan. Dengan demikian besarnya jumlah rupiah yang disajikan dalam rekening-rekening tersebut saling berelasi dan saling mempengaruhi rekening yang lain.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana awal pengakuan pendapatan ?
2.      Dokumen apa saja dalam pengakuan pendapatan
3.      Resiko bawaan apa saja dalam audit siklus pendapatan dan penerimaan kas ?
4.      Bagaimana audit siklus pendapatan dan penerimaan kas?

C.     Tujuan Makalah
1.      Mengetahui awal pengakuan pendapatan.
2.      Mengetahui dokumen dalam pengakuan pendapatan.
3.      Mengetahui resiko bawaan dalam audit pendapatan dan penerimaan kas.
4.      Mengetahui audit siklus pendapatan dan penrimaan kas.



















BAB II
PEMBAHASAN


A. Pengakuan Pendapatan.

Transaksi yang menghasilkan pendapatan biasanya terdiri dari penjualan barang atau penyerahan jasa. Pendapatan didefinisikan sebagai aliran masuk atau kenaikan lain aktiva suatu entitas atau pelunasan piutang utang (kombinasi keduanya ) yang berasal dari penyerahan atau pembuatan barang, penyerahan jasa, atau kegiatan lain yang merupakan kegiatan utama. Pengakuan dan pengukuran laporan laporan keuangan pada perusahaan bisnis, mensyaratkan bahwa sebelum pendapatan diakui (dicatat), pendapatan terlebih dahulu direalisasikan dan dihasilkan. Pendapatan direalisasikan bila barang atau jasa ditukar dengan kas, kesanggupan untuk membayar kas, atau aktiva lain yang dapat dipertukarkan dengan kas. Pendapatan dihasilkan bila entitas secara substansial telah menyelesaikan proses pendapatan, yang pada umumnya berarti bahwa barang telah dikirimkan atau jasa telah diberikan.

Beberapa criteria untuk pengakuan pendapatan :

·         Bukti meyakinkan bahwa terdapat suatu perjanjian.
·         Pengiriman telah dilakukan atau jasa telah diberikan
·         Harga jual sudah pasti atau dapat ditentukan
·         Kolektibilitas dapat dijamin dengan memadai.

Standar audit tentang kecurangan mensyaratkan bahwa auditor seharusnya telah menduga sebelumnya bahwa terdapat risiko salah saji material yang disebabkan kecurangan atas pengakuan pendapatan. Auditor harus waspada atas persoalan-persoalan berikut sehubungan
dengan pengakuan pendapatan :

·         Perjanjian sampingan adalah perjanjian yang digunkana untuk mengubah persyaratan dan kondisi penjualan yang telah dicatat agar dapat membujuk pelanggan untuk menerima pengiriman barang dan jasa.
·         Penumpukkan saluran distribusi adalah praktek pemasaran yang kadang-kadang digunakan pemasok untuk mendorong penjualan dengan cara membujuk distributor untuk membeli lebih banyak persediaan daripada yang dapat mereka jual dengan cepat.
·         Gambaran umum Proses Pendapatan

Tiga jenis  transaksi yang khususnya terdapat dalam proses pendapatan adalah :

·         Penjualan barang atau penyerahan jasa secara tunai atau kredit
·         Penerimaan kas dari pelanggan sebagai pembayaran atas barang dan jasa
·         Pengembalian barang oleh pelanggan secara kredit atau tunai

Pada beberapa entitas, jenis transaksi lain yang dapat terjadi sebagai bagian dari proses pendapatan adalah penjualan barang sisa, penjualan internal perusahaan, dan penjualan kepada pihak yang memiliki hubungan istimewa.

B. Dokumen Dan Catatan Yang Terdapat Dalam Proses Pendapatan

Dokumen ini berisi rincian jenis dan jumlah produk atau jasa yang dipesan oleh pelanggan. Pesanan penjualan dapat dibuat dan dikirimkan oleh tenaga penjualan.
1.      Formulir persetujuan kredit (credit approval form)
      Jika pelanggan membeli barang secara kredit dari klien untuk pertama kali, klien harus memiliki prosedur normal untuk menginvestigasi kelayakan kredit dari pelanggan. Hasil dari prosedur ini didokumentasikan dalam suatu jenis formulir persetujuan kredit.
Laporan Pesanan yang belum terselesaikan (Open-Order Report)
Merupakan laporan seluruh pesanan pelanggan yang belum selesai di proses. Pada beberapa proses pendapatan, jika pesanan pelanggan telah di terima, pesanan kemudian dimasukkan ke dalam sistem. Setelah barang dikirimkan dan di tagih, maka harus di catat sebagai pesanan yang telah terpenuhi

2.      Dokumen pengiriman (Shipping Document)
      Dokumen pengiriman harus dibuat setiap kali barang dikirimkan kepada pelanggan. Dokumen ini biasanya juga merupakan konosemen atau surat jalan (bill of lading) dan berisikan informasi jenis dan jumlah produk yang dikirimkan, serta informasi relevan lain. Pada beberapa sistem pendapatan, dokumen pengiriman, dan konosemen merupakan dokumen terpisah. Salinan dokumen pengirimkan ke pelanggan, sedangkan salinan lain digunakan untuk memulai proses penagihan.

3.      Faktur Penjualan (Sales Invoice)
      Dokumen ini digunakan untuk menagih pada pelanggan,. Faktur penjualan berisikan informasi jenis, jumlah, harga dan syarat penjualan produk atau jasa. Faktur penjualan asli biasanya dikirimkan ke pelanggan, dan salinan-salinannya didistribusikan kepada departemen-departemen lain dalam organisasi. Faktur penjualan khususnya merupakan sumberdokumenyangmenandaipengakuanpendapatan.

4.      Jurnal Penjualan ( Sales Journal)
      Bila faktur penjualan telah diterbitkan, penjualan harus di catat dalam catatan akuntansi. Jurnal penjualan di gunakan untuk mencatat informasi yang diperlukan untuk tiap transaksi penjualan.

5.      Laporan Transaksi Pelanggan (Customer Statement)
      Dokumen ini biasanya dikirimkan kepada pelanggan setiap bulan laporan ini terdiri atas rincian seluruh transaksi-transaksi penjualan, penerimaan kas dan memorendum kredit yang di proses dalam akun pelanggan untuk suatu periode.

6.      Buku Besar Pembantu Piutang Usaha ( Accounts Receivable Subsidiary Ledger)
            Buku besar pembantu piutang usaha terdiri atas rekening dan rincian transaksi untuk setiap pelanggan. Transaksi yang di catat pada jurnal penjualan dan jurnal penerimaan kas dibukukan pada rekening pelanggan yang sesuai pada buku besar pembantu.

7.      Neraca Saldo Umur Piutang Usaha ( Aged Trial Balance of Account)
            Laporan ini, yang biasanya disiapkan mingguan atau bulanan, meringkas seluruh saldo pelanggan pada buku besar pembantu piutang usaha. Saldo pelanggan dilaporkan untuk setiap kategori ( seperti kurang dari 30 hari, 30 - 60 hari, 60-90 hari, lebih dari 90 hari) berdasarkan jangka waktu dari tanggal faktur penjualan.

8.      Nota Pembayaran (Remmitance Advice)
            Dokumen ini biasanya di kirimkan bersamaan dengan tagihan kepada pelanggan dan dikembalikan bersamaan dengan pembayaran pelanggan atas barang atau jasa. Nota pembayaran terdiri dari informasi sehubungan dengan faktur mana yang di bayar oleh pelanggan.

9.      Jurnal Penerimaan Kas ( Cash Receipt Journal)
            Jurnal ini digunakan untuk mencatat penerimaan kas perusahaan. Jurnal penerimaan kas terdiri dari kolom untuk mendebit kas, mengkredit piutang usaha, dan mengkredit akun lain seperti penjualan barang sisa atau pendapatan bunga.

10.  Memorendum Kredit ( Credit Memorendum)
Dokumen ini digunakan untuk mencatat kredit atas pengembalian barang pada rekening pelanggan atau untuk mencatat potongan yang akan diberikan pelanggan.

11.  Otorisasi Penghapusan (Write-off Authorization)
            Dokumen ini mengotorisasi penghapusan piutang tak tertagih. Biasanya di proses di mulai oleh departemen kredit, dengan persetujuan akhir pada bagian keuangan.

12.  Pesanan Pesanan (Order Entry)
            Fungsi pertama pada proses pendapatan adalah memasukkan pesanan penjualan baru ke dalam system. Penjualan barang atau jasa harus konsisten dengan criteria otorisasi manajemen sebelum di catat dalam proses pendapatan.

13.  Otorisasi kredit (credit Authorization)
Fungsi otorisasi kredit adalah menetapkan apakah pelanggan memiliki kemampuan untuk membayar barang atau jasa. Kelalaian untuk melaksanakan fungsi ini secara memadai dapat menyebabkan kerugian piutang tak tertagih.

14.  Pengiriman (Shipping)
            Tanpa otorisasi yang pantas, barang seharusnya tidak dikirimkan atau jasa seharusnya tidak diberikan.

15.  Penagihan (Billing)
Tanggung jawab utama dari fungsi penagihan adalah memastikan bahwa seluruh barang yang telah dikirimkan dan jasa yang telah diberikan di tagih dengan harga dan persyaratan yang sudah di otorisasi. Pengendalian kunci di sini adalah bahwa memorandum kredit tidak akan diterbitkan kecuali barang telah dikembalikan. Dokumen penerimaan juga harus diterbitkan terelebih dahulu oleh departemen penerimaan yang menyatakan bahwa barang yang dikembalikan telah diterima.

16.  Penerimaan Kas ( Cash Receipts)
            Fungsi penagihan harus memastikan bahwa seluruh penerimaan kas telah diindentifikasi dengan pantas dan dengan segera di setor secara utuh ke Bank. Banyak perusahaan menggunakan system lockbox, dimana pembayaran dari pelanggan di kirim langsung ke bank entitas. Bank kemudian mengirimkan arsip transaksi penerimaan kas dan nota pembayaran kepada entitas. Pada situasi di mana pembayaran dikirim langsung ke entitas, cek harus disahkan oleh pihak yang memiliki otorisasi dan seluruh cek harus disetorkan secara harian.

17.  Piutang Usaha ( Account Receivable)
            Fungsi piutang usaha bertanggungjawab untuk memastikan bahwa seluruh tagihan, penyesuaian, dan penerimaan kas telah di catat dengan benar pada catatan piutang pelanggan.
18.  Buku Besar (General Ledger)
            Tujuan utama dari fungsi buku besar sehubungan dengan proses pendapatan adalah untuk memastikan bahwa seluruh pendapatan, penagihan dan piutang telah diakumulasikan, diklasifikasikan, dan diringkas pada akun-akun yang tepat. Pemisahan Tugas Kunci
Salah-satu pengendalian yang terpenting dalam system akuntansi adalah pemisahan tugas yang memadai. Oleh karena itu setiap individu yang terlibat dalam fungsi
pencatatan pesanan, kredit, pengiriman, atau penagihan tidak boleh memiliki akses ke catatan piutang usaha, buku besar, atau kegiatan penerimaan kas.

C. Penentuan Risiko Bawaan
           
Pada saat memeriksa proses pendapatan, auditor harus memperrtimbangkan factor risiko bawaan yang dapat mempengaruhi baik transaksi pendapatan maupun penerimaan kas dan akun laporan keuangan yang dipengaruhi oleh kedua transaksi tersebut. Keempat factor risiko bawaan yang dapat mempengaruhi proses pendapatan adalah sebagai berikut :

a. Faktor-faktor yang terkait dengan industry
            Faktor-faktor seperti profitabilitas dan kesehatan industri di mana perusahaan beroperasi, tingkat kompetensi dalam industri, dan tingkat perubahan teknologi industri mempengaruhi potensi salah-saji dalam laporan keuangan. Sebagai contoh, jika industri mengalami penurunan permintaan atas produk, entitas dapat menghadapi penurunan volume penjualan yang dapat menyebabkan kerugian operasi dan arus kas yang rendah. Sama halnya, kompetisi dalam industri dapat mempengaruhi kebijakan penetapan harga entitas, persyaratan kredit, dan garansi produk. Jika factor yang terkait dengan industri seperti di atas ada, maka manajemen bisa terlibat dalam kegiatan yang menimbulkan salah saji.

b. Kompleksitas dan Perdebatan atas Persoalan Pengakuan Pendapatan
            Bagi kebanyakan entitas, pengakuan pendapatan bukan merupakan masalah besar karena pendapatan diakui pada saat produk dikirimkan atau jasa diberikan. Akan tetapi, pada beberapa entitas pengakuan pendapatan dapat melibatkan perhitungan yang kompleks. Sebagai contoh adalah pengakuan pendapatan atas perjanjian konstruksi jangka panjang, perjanjian jasa jangka panjang, perjanjian sewa, dan penjualan cicilan. Dapat terjadi perselisihan antara manajemen dan auditor kapan pendapatan, beban, dan keuntungan terkait harus diakui. Dalam keadaan seperti ini, auditor harus menentukan risiko bahwa terdapat salah saji material sebagai tinggi.

c. Kesulitan Audit atas transaksi dan saldo akun
            Akun-akun yang sulit untuk diaudit dapat menjadi masalah risiko bawaan bagi auditor. Di samping itu persoalan pengakuan pendapatan seperti yang telah dibahas sebelumnya, penyisihan atas piutang tak tertagih dapat menjadi sulit untuk diaudit karena subjektivitas dalam penetapan nilainya.

d. Salah-saji yang terdeteksi dalam audit periode sebelumnya.
            Keberadaan salah saji dalam audit periode sebelumnya merupakan indicator yang baik bahwa akan terdapat salah saji dalam audit periode berjalan.

D. Audit Atas Siklus Penjualan Dan Penerimaan Kas
Tujuan audit ini adalah untuk mengevaluasi apakah saldo-saldo yang dipengaruhi oleh siklus ini telah disajikan secara wajar sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum.
Perkiraan-perkiraan utama yang terdapat pada siklus penjualan dan penerimaan kas adalah penjualan, cadangan dan retur penjualan, beban piutang tak tertagih, potongan tunai yang diambil, piutang dagang, penyisihan piutang tak tertagih, kas di bank.

Fungsi bisnis pada siklus penjualan dan penerimaan kas terdiri dari :

·         Pemrosesan pesanan pelanggan
Merupakan awal dari siklus dan berupa penawaran untuk membeli barang dengan ketentuan tertentu. Dokumen yang berhubungan :
        Pesanan pelanggan (customer order),
        Pesanan penjualan (sales order)

Persetujuan Penjualan Kredit
Praktek yang lemah menyebabkan piutang tak tertagih besar. Persetujuan penjualan kredit ditandai oleh persetujuan untuk mengirim barang.
Nota pengiriman disiapkan saat penjualan dan dokumen pengiriman (bill of lading) dibuat untuk keperluan penagihan atas pengiriman ke pelanggan. Dokumen yang berhubungan :
        Dokumen pengiriman (shipping document)
        Faktur penjualan (sales invoice)
        Jurnal penjualan (sales journal)
        Neraca saldo A/R
        Laporan ikhtisar penjualan(summary sale report)
        Laporan Bulanan ( Monthly Statement )
        Berkas induk piutang dagang (A/R Master file)


E. Proses dan Pencatatan Penerimaan Kas

            Meliputi penerimaan, penyimpanan, dan pencatatan kas baik kas maupun berupa cek. Pertimbangan utama adalah seluruh kas harus disetor ke bank dalam jumlah yanng benar dengan tepat waktu dan dicatat ke berkas transaksi penerimaan kas yang digunakan untuk membuat jurnal penerimaan kas dan memutakhirkan berkas induk piutang usaha.
Dokumen yang berhubungan :

·         Nota pembayaran (Remittance Advice)
·         Daftar awal penerimaan kas
·         Jurnal penerimaan kas.
·         Pemrosesan dan Pencatatan Cadangan dan Retur Penjualan.

Dokumen yang berhubungan :
        Kredit memo
        Jurnal cadangan dan retur penjualan.
        Penghapusan Piutang Tak Tertagih.

      Jika perusahaan berkesimpulan bahwa suatu jumlah akan tidak tertagih lagi, jumlah tersebut harus dihapuskan dan sering terjadi setelah pelanggan pailit atau piutang dialihkan ke agen penagihan. Formulir yang digunakan adalah uncollectible account authorization form yaitu dokumen yang digunakan secara intern yang mengindikasikan adanya otorisasi untuk menghapuskan piutang usaha. Penyisihan Piutang Ragu-ragu. Harus cukup untuk mencerminkan bagian dari penjualan periode sekarang yang diperkirakan tidak dapat ditagih di masa depan.

F. Metodologi Perancangan Pengujian Pengendalian Dan Pengujian Substantif Atas Transaksi Penjualan

            Auditor membutuhkan kerangka dasar untuk memperkirakan risiko pengendalian.
Auditor harus mengidentifikasi pengendalian intern kunci dan kelemahan atas transaksi pengendalian.
Auditor menghubungkan pengendalian dan kelemahan dengan tujuan. Auditor memperkirakan risiko pengendalian pada setiap tujuan dengan mengevaluasi pengendalian dan kelemahan untuk setiap tujuan.
Pengendalian kunci terdiri dari :

ü  Pemisahan tugas yang memadai.
ü  Otorisasi yang semestinya.
ü  Dokumen/catatan yang memadai.
ü  Dokumen yang prenumbered.
ü  Pengiriman monthly statement.
ü  Prosedur verifikasi intern.

Merancang Pengujian Substantif atas Transaksi Penjualan Bertujuan untuk memastikan
penjualan yang dicatat benar-benar ada. Terdapat dua kemungkinan salah saji : penjualan dicatat untuk pengiriman yang tidak pernah dilakukan dan pengiriman dilakukan ke pelanggan fiktif dan dicatat sebagai penjualan.

            Sifat pengujian tergantung sifat kelemahan Internal Control ; dengan menelusuri dari jurnal ke dokumen dasar ( test of ommission ) Transaksi penjualan yang terjadi telah dicatat.Dengan menelusuri dari dokumen dasar ke jurnal dimana dokumen sebagai direction of test. Penjualan dicatat secara akurat. Kebenaran penilaian transaksi penjualan berkenaan dengan pengiriman jumlah barang yang dipesan, kebenaran penagihan atas jumlah yang dikirim dan kebenaran pencatatan jumlah yang ditagih dalam catatan akuntansi Penjualan yang dicatat telah diklasifikasikan sebagaimana mestinya.

Pengujian atas klasifikasi penjualan merupakan bagian pengujian penilaian.Penjualan dicatat pada tanggal yang tepat, penjualan ditagih dan dicatat sesegera mungkin setelah terjadinya pengiriman untuk mencegah hilangnya transaksi dari catatan tanpa sengaja dan untuk menjamin bahwa penjualan dicatat pada periode yang sesuai. Transaksi penjualan dicatat dengan semestinya di berkas induk dan diikhtisarkan dengan benar.

           Perbedaan pengendalian salah saji dalam nota kredit dan penjualan berkaitan dengan : Materialitas ; retur dan pengurangan harga penjualan sangat tidak material sehingga dapat diabaikan dalam pelaksanaan audit. Tujuan ; penekanan pada pengujian keabsahan transaksi yang dicatat sebagai cara untuk menemukan pengalihan kas dari penerimaan penagihan piutang yang telah diterima dengan retur dan pengurangan harga fiktif.


G. Pengendalian Intern, Pengujian Pengendalian, & Pengujian Substantif Atas Transaksi Penerimaan Kas

a)      Menyiapkan Pembuktian atas Penerimaan Kas.
           Pengujian dilakukan dengan menjumlah penerimaan kas yang dicatat dijurnal penerimaan kas pada periode tertentu dan direkonsiliasi dengan setoran aktual yang dilakukan ke bank untuk periode yang sama. Prosedur ini digunakan untuk membongkar :
·         penerimaan kas yang belum disetor – pinjaman tidak dicatat
·         setoran yang tidak dicatat – pinjaman bank yg langsung disetor ke R/K

Pengujian untuk menemukan lapping piutang. Lapping merupakan fraud yang umum yaitu menangguhkan pencatatan penerimaan piutang untuk menyembunyikan adanya kekurangan kas dan dicegah melalui pemisahan fungsi. Dideteksi dengan membandingkan nama, jumlah, tanggal dalam nota pembayaran dengan jurnal penerimaan kas dan deposit slip.

b)      Pengujian Audit Untuk Piutang Tak Tertagih
            Pertimbangan utama auditor untuk memverifikasi penghapusan piutang tak tertagih adalah keabsahan dan kepantasan otorisasi dengan perhatian utama : kemungkinan klien untuk menutupi defalkasi dengan menghapus piutang yang telah ditagih. Prosedur yg lazim adalah memeriksa persetujuan dari orang yang berwenang dan memeriksa korespondensi dalam arsip klien yang mendukung ketidak kolektibilitasannya.

c)      Pengendalian Intern Tambahan Atas Transaksi Neraca
            Jika IC untuk golongan transaksi efektif dan pengujian substantif mendukung maka kemungkinan salah saji L/K berkurang. Mungkin ada IC yang berkaitan secara langsung dengan akun yang belum diidentifikasi sebagai bagian pengujian pengendalian atau pengujian substantif atas transaksi.
            Siklus Penjualan dan Penerimaan Kas paling tidak berdampak pada 3 tujuan audit: Realizable value. Penting karena kolektibilitas piutang sering merupakan pos utama L/K dan merupakan masalah sejumlah kasus tentang tanggungjawab akuntan. Pengendalian yang lazim : persetujuan kredit, penyiapan neraca saldo A/R secara periodik untuk ditelaah dan ditindaklanjuti dan kebijaksanaan penghapusan piutang tak tertagih. Hak & Kewajiban. Pengendalian dengan penggunaan akuntan yang kompeten
Penyajian dan pengungkapan. Pengendalian dengan penggunaan akuntan yang kompeten.

d)     Dampak Hasil Pengujian Pengendalian Dan Transaksi
            Bagian audit yang sangat dipengaruhi : saldo piutang usaha, kas, beban piutang tak tertagih, dan penyisihan piutang tak tertagih. Saat penyelesaian pengujian atas transaksi, perlu untuk untuk menganalisa setiap pengecualian dari pengujian atas pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi, untuk menentukan sebab dan dampak pengecualian tersebut terhadap tingkat risiko pengendalian yang ditetapkan, yang dapat mempengaruhi risiko penemuan yang didukung sehingga mempengaruhi sisa pengujian substantif. Dampak terbesar pengujian ini adalah terhadap konfirmasi A/R meliputi jenis, ukuran sampel dan saat pengujian.



BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN

Siklus   pendapatan   suatu   perusahaan   meliputi   aktivitas   yang berkaitan dengan  transaksi   penjualan, penerimaan kas, dan  penyesuaian penjualan. Transaksi   tersebut   akan   mempengaruhi   beberapa   akun   yang signifikan   dalam   laporan   keuangan,   termasuk   kas,   piutang   usaha, persediaan, dan penjualan. Siklus pendapatan merupakan hal yang penting bagi setiap perusahaan,  tetapi praktik bisnis dan  pemicu ekonomi yang mendasari   sangat   bervariasi   dari   satu   klien   dengan   klien   lainnya. Pemahaman tentang bisnis dan industri merupakan langkah pertama yang penting dalam mengembangkan strategi audit. Sifat dari banyak aktivitas dalam siklus ini akan mengakibatkan timbulnya risiko inheren yang tinggi untuk   berbagai   asersi   laporan   keuangan   yang   signifikan   seperti   asersi eksistensi   atau   kejadian   piutang   usaha.   Karena   hal   ini,   maka   banyak perusahaan yang telah menerapkan ketentuan yang ekstensif dalam setiap pengendalian   internalnya   untuk   mencegah   atau   mendeteksi   salah   saji. Apabila   auditor   memperkirakan   pengendalian   ini   akan   menjadi   efektif, maka dalam mengaudit asersi siklus pendapatan terkait akan menerapkan pendekatan penilaian tingkat risiko pengendalian yang lebih rendah. Dalam merencanakan   pengujian   substantif   atas   piutang   usaha,   auditor   sangat menaruh perhatian pada risiko lebih salah saji piutang yang disebabkan oleh pencantuman piutang fiktif atau tidak memadainya penyisihan piutang tak tertagih.   Terdapat   anggapan   bahwa   auditor   akan   mengirim   permintaan konfirmasi   piutang   usaha   selama   audit   kecuali   kondisi   khusus   tertentu berlaku.