TUGAS
AUDITING II :
MAKALAH
AUDIT SIKLUS PENDAPATAN DAN PENERIMAAN KAS
RINI HILDA (1721011001)
ARDI SIMBOLON (1721011015)
LINTASAN LASE (1721011032)
Dosen Pengampu :
Puspita Rama Nopiana, S.E., Ak.,
M.M., CA.
Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi Galileo
2020
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa sebab atas segala rahmat, karunia, serta
taufik dan hidayah-Nya, makalah mengenai “Audit siklus pendapatan
dan penerimaan kas” ini dapat diselesaikan tepat waktu. Meskipun
kami menyadari masih banyak terdapat kesalahan didalamnya. Tidak lupa pula kami
ucapkan terima kasih kepada Ibu Puspita
Rama Nopiana, S.E., Ak., M.M., CA. yang telah membimbing dan
memberikan tugas ini.
Kami
sangat berharap dengan adanya makalah ini dapat memberikan manfaat dan edukasi
mengenai audit
siklus pendapatan dan penerimaan kas. Selain itu makalah ini juga
nantinya diharapkan dapat memberikan manfaat mengenai audit tersebut. Namun,
tidak dapat dipungkiri bahwa dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak
kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran
dari pembaca untuk kemudian makalah kami ini dapat kami perbaiki dan menjadi
lebih baik lagi.
Demikian
yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Kami juga yakin
bahwa makalah kami jauh dari kata sempurna dan masih membutuhkan kritik serta
saran dari pembaca, untuk menjadikan makalah ini lebih baik ke depannya.
Batam,
21 Maret 2020
Penyusun
DAFTAR
ISI
Halaman
HALAMAN
JUDUL ........................................................................... 1
KATA
PENGANTAR ........................................................................ 2
DAFTAR
ISI ........................................................................................ 3
BAB
I PENDAHULUAN
.............................................................. 4
A.
Latar Belakang
Makalah..................................... 4
B.
Rumusan
Makalah............................................... 5
C.
Tujuan Makalah................................................... 5
BAB
II PEMBAHASAN.................................................................. 6
A. Pengakuan
Pendapatan ............................................ 6
B. Dokumen
dalam pengakuan pendapatan.................. 7
C. Penentuan
Resiko Bawaan....................................... 9
D. Audit
atassiklus penjualan dan penerimaan kas....... 10
E. Proses
pencatatan dan penerimaan kas..................... 11
F. Metodologi Perancangan Pengujian Pengendalian Dan
Pengujian Substantif Atas Transaksi Penjualan.................................................................. 11
G. Pengendalian Intern, Pengujian Pengendalian, &
Pengujian Substantif Atas Transaksi Penerimaan Kas........................................................................... 12
BAB
VI PENUTUP........................................................................... 14
A.
Kesimpulan................................................................... 14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Audit terhadap siklus
pendapatan mencakup dua pendekatan yaitu pengujian kepatuhan dan pengujian
substansi. Pengujian kepatuhan bertujuan untuk memahamai struktur pengendalian
intern terhadap siklus penjualan, yang selanjutnya digunakan sebagai dasar
pengujian substansi. Pengujian substansi dimaksudkan untuk melakukan verifikasi
terhadap kelayakan jumlah rupiah serta kesesuaian penyajiannya dengan prinsip
akuntansi yang diterapkan di Indonesia. Kedua pendekatan ini sangat berbeda
dalam imlpementasinya, sehingga program audit untuk yang kedua pendekatan
tersebut juga sangat berbeda.
Sebelum
membahas lebih lanjut siklus pendapatan ini, terlebih dahulu perlu dijelaskan
pengertian pendapatan dan penghasilan. Pendapatan merupakan terjemahan dari
istilah revenue yang merupakan pendekatan gross sedangkan penghasilan merupakan
penterjemahan istilah income yang merupakan pendekatan netto. Dengan pengertian
peristilahan tersebut istilah revenue cycle diterjemahkan dengan siklus
pendapatan. Istilah penerimaan digunakan untuk menterjemahkan istilah receipt,
sehingga cash receipt di istilahkan dengan penerimaan kas.
Transaksi
penjualan dalam suatu perusahaan mengakibat transfer kekayaan (dalam hal ini
barang-barang atau jasa-jasa) kepada pihak lain dan mengakibatkan terbentuknya
aktiva baru berupa kas atau piutang dagang. Meskipun demikian harus disadari bahwa
proses penjualan tidak selalu akan mengakibatkan terbentuknya aktiva baru
tersebut, mengingat dalam penjualan sering terjadi kegagalan atau pembatalan
dari pihak pelanggan. Oleh karena itu dalam siklus pendapatan ditemukan adanya
transaksi penyesuaian penjualan (sales adjustment). Sebagai akibatnya siklus
pendapatan juga terbentuk dari beberapa system yang antar lain:
·
Sistem Penjualan Kredit (kredit dan
tunai),
·
Sistem Penerimaan Kas,
·
Penyesuaian Penjualan yang meliputi
potongan penjualan, return and allowance dan rekening uncollectible.
Ketiga subsistem
tersebut diatas, secar bersama-sama membentuk siklus pendapatan. Ditinjau dari
sudut pandang auditor ketiganya memiliki satu kesatuan proses audit yang dengan
sendirinya mudah mengikuti jejak transaksi dari satu system ke system lainnya,
rekening-rekening yang terkait dengan siklus pendapatan meliputi:
1.
Penjualan (sales),
2.
Kos penjualan (cost of sales),
3.
Kas,
4.
Piutang Dagang (account receivable,
5.
Persediaan (inventory),
6.
Potongan Penjualan,
7.
Pencadangan dan Kembalian Piutang,
8.
Pencadangan Kerugian Piutang (allowance
for uncollectible accounts),
9.
Kerugian Piutang (bad debts expence).
Semua
rekening-rekening tersebut diatas dipengaruhi secara langsung oleh transaksi
siklus pendapatan. Dengan demikian besarnya jumlah rupiah yang disajikan dalam
rekening-rekening tersebut saling berelasi dan saling mempengaruhi rekening
yang lain.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana awal pengakuan pendapatan ?
2. Dokumen apa saja dalam pengakuan pendapatan
3. Resiko bawaan apa saja dalam audit siklus pendapatan
dan penerimaan kas ?
4. Bagaimana audit siklus pendapatan dan penerimaan kas?
C. Tujuan Makalah
1. Mengetahui awal pengakuan pendapatan.
2. Mengetahui dokumen dalam pengakuan pendapatan.
3. Mengetahui resiko bawaan dalam audit pendapatan dan
penerimaan kas.
4. Mengetahui audit siklus pendapatan dan penrimaan kas.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengakuan Pendapatan.
Transaksi yang menghasilkan pendapatan biasanya
terdiri dari penjualan barang atau penyerahan jasa. Pendapatan didefinisikan
sebagai aliran masuk atau kenaikan lain aktiva suatu entitas atau pelunasan
piutang utang (kombinasi keduanya ) yang berasal dari penyerahan atau pembuatan
barang, penyerahan jasa, atau kegiatan lain yang merupakan kegiatan utama.
Pengakuan dan pengukuran laporan laporan keuangan pada perusahaan bisnis,
mensyaratkan bahwa sebelum pendapatan diakui (dicatat), pendapatan terlebih
dahulu direalisasikan dan dihasilkan. Pendapatan direalisasikan bila barang
atau jasa ditukar dengan kas, kesanggupan untuk membayar kas, atau aktiva lain
yang dapat dipertukarkan dengan kas. Pendapatan dihasilkan bila entitas secara
substansial telah menyelesaikan proses pendapatan, yang pada umumnya berarti
bahwa barang telah dikirimkan atau jasa telah diberikan.
Beberapa criteria untuk pengakuan pendapatan :
·
Bukti meyakinkan
bahwa terdapat suatu perjanjian.
·
Pengiriman telah
dilakukan atau jasa telah diberikan
·
Harga jual sudah
pasti atau dapat ditentukan
·
Kolektibilitas
dapat dijamin dengan memadai.
Standar audit tentang kecurangan mensyaratkan bahwa
auditor seharusnya telah menduga sebelumnya bahwa terdapat risiko salah saji
material yang disebabkan kecurangan atas pengakuan pendapatan. Auditor harus
waspada atas persoalan-persoalan berikut sehubungan
dengan pengakuan pendapatan :
·
Perjanjian
sampingan adalah perjanjian yang digunkana untuk mengubah persyaratan dan
kondisi penjualan yang telah dicatat agar dapat membujuk pelanggan untuk
menerima pengiriman barang dan jasa.
·
Penumpukkan
saluran distribusi adalah praktek pemasaran yang kadang-kadang digunakan
pemasok untuk mendorong penjualan dengan cara membujuk distributor untuk
membeli lebih banyak persediaan daripada yang dapat mereka jual dengan cepat.
·
Gambaran umum
Proses Pendapatan
Tiga jenis transaksi yang khususnya terdapat
dalam proses pendapatan adalah :
·
Penjualan barang
atau penyerahan jasa secara tunai atau kredit
·
Penerimaan kas
dari pelanggan sebagai pembayaran atas barang dan jasa
·
Pengembalian
barang oleh pelanggan secara kredit atau tunai
Pada beberapa entitas, jenis transaksi lain yang dapat
terjadi sebagai bagian dari proses pendapatan adalah penjualan barang sisa,
penjualan internal perusahaan, dan penjualan kepada pihak yang memiliki
hubungan istimewa.
B. Dokumen Dan Catatan Yang Terdapat Dalam Proses
Pendapatan
Dokumen ini berisi rincian jenis dan jumlah produk
atau jasa yang dipesan oleh pelanggan. Pesanan penjualan dapat dibuat dan dikirimkan
oleh tenaga penjualan.
1. Formulir
persetujuan kredit (credit approval form)
Jika pelanggan membeli barang
secara kredit dari klien untuk pertama kali, klien harus memiliki prosedur
normal untuk menginvestigasi kelayakan kredit dari pelanggan. Hasil dari
prosedur ini didokumentasikan dalam suatu jenis formulir persetujuan kredit.
Laporan Pesanan yang belum terselesaikan (Open-Order
Report)
Merupakan laporan seluruh pesanan pelanggan yang belum
selesai di proses. Pada beberapa proses pendapatan, jika pesanan pelanggan
telah di terima, pesanan kemudian dimasukkan ke dalam sistem. Setelah barang
dikirimkan dan di tagih, maka harus di catat sebagai pesanan yang telah
terpenuhi
2. Dokumen
pengiriman (Shipping Document)
Dokumen pengiriman
harus dibuat setiap kali barang dikirimkan kepada pelanggan. Dokumen ini
biasanya juga merupakan konosemen atau surat jalan (bill of lading) dan
berisikan informasi jenis dan jumlah produk yang dikirimkan, serta informasi
relevan lain. Pada beberapa sistem pendapatan, dokumen pengiriman, dan
konosemen merupakan dokumen terpisah. Salinan dokumen pengirimkan ke pelanggan,
sedangkan salinan lain digunakan untuk memulai proses penagihan.
3. Faktur
Penjualan (Sales Invoice)
Dokumen ini digunakan
untuk menagih pada pelanggan,. Faktur penjualan berisikan informasi jenis,
jumlah, harga dan syarat penjualan produk atau jasa. Faktur penjualan asli
biasanya dikirimkan ke pelanggan, dan salinan-salinannya didistribusikan kepada
departemen-departemen lain dalam organisasi. Faktur penjualan khususnya
merupakan sumberdokumenyangmenandaipengakuanpendapatan.
4. Jurnal
Penjualan ( Sales Journal)
Bila faktur penjualan
telah diterbitkan, penjualan harus di catat dalam catatan akuntansi. Jurnal
penjualan di gunakan untuk mencatat informasi yang diperlukan untuk tiap
transaksi penjualan.
5. Laporan
Transaksi Pelanggan (Customer Statement)
Dokumen ini biasanya
dikirimkan kepada pelanggan setiap bulan laporan ini terdiri atas rincian
seluruh transaksi-transaksi penjualan, penerimaan kas dan memorendum kredit
yang di proses dalam akun pelanggan untuk suatu periode.
6. Buku Besar
Pembantu Piutang Usaha ( Accounts Receivable Subsidiary Ledger)
Buku besar pembantu piutang usaha terdiri atas rekening dan rincian transaksi
untuk setiap pelanggan. Transaksi yang di catat pada jurnal penjualan dan
jurnal penerimaan kas dibukukan pada rekening pelanggan yang sesuai pada buku
besar pembantu.
7. Neraca
Saldo Umur Piutang Usaha ( Aged Trial Balance of Account)
Laporan ini, yang biasanya disiapkan mingguan atau bulanan, meringkas seluruh
saldo pelanggan pada buku besar pembantu piutang usaha. Saldo pelanggan
dilaporkan untuk setiap kategori ( seperti kurang dari 30 hari, 30 - 60 hari, 60-90 hari, lebih dari 90 hari) berdasarkan
jangka waktu dari tanggal faktur penjualan.
8. Nota
Pembayaran (Remmitance Advice)
Dokumen ini biasanya di kirimkan bersamaan dengan tagihan kepada pelanggan dan
dikembalikan bersamaan dengan pembayaran pelanggan atas barang atau jasa. Nota
pembayaran terdiri dari informasi sehubungan dengan faktur mana yang di bayar
oleh pelanggan.
9. Jurnal
Penerimaan Kas ( Cash Receipt Journal)
Jurnal ini digunakan untuk mencatat penerimaan kas perusahaan. Jurnal
penerimaan kas terdiri dari kolom untuk mendebit kas, mengkredit piutang usaha,
dan mengkredit akun lain seperti penjualan barang sisa atau pendapatan bunga.
10. Memorendum
Kredit ( Credit Memorendum)
Dokumen ini digunakan untuk mencatat kredit atas
pengembalian barang pada rekening pelanggan atau untuk mencatat potongan yang
akan diberikan pelanggan.
11. Otorisasi
Penghapusan (Write-off Authorization)
Dokumen ini mengotorisasi penghapusan piutang tak tertagih. Biasanya di proses
di mulai oleh departemen kredit, dengan persetujuan akhir pada bagian keuangan.
12. Pesanan
Pesanan (Order Entry)
Fungsi pertama pada proses pendapatan adalah memasukkan pesanan penjualan baru
ke dalam system. Penjualan barang atau jasa harus konsisten dengan criteria
otorisasi manajemen sebelum di catat dalam proses pendapatan.
13. Otorisasi
kredit (credit Authorization)
Fungsi otorisasi kredit adalah menetapkan apakah
pelanggan memiliki kemampuan untuk membayar barang atau jasa. Kelalaian untuk
melaksanakan fungsi ini secara memadai dapat menyebabkan kerugian piutang tak
tertagih.
14. Pengiriman
(Shipping)
Tanpa otorisasi yang pantas, barang seharusnya tidak dikirimkan atau jasa
seharusnya tidak diberikan.
15. Penagihan
(Billing)
Tanggung jawab utama dari fungsi penagihan adalah
memastikan bahwa seluruh barang yang telah dikirimkan dan jasa yang telah
diberikan di tagih dengan harga dan persyaratan yang sudah di otorisasi.
Pengendalian kunci di sini adalah bahwa memorandum kredit tidak akan
diterbitkan kecuali barang telah dikembalikan. Dokumen penerimaan juga harus
diterbitkan terelebih dahulu oleh departemen penerimaan yang menyatakan bahwa
barang yang dikembalikan telah diterima.
16. Penerimaan
Kas ( Cash Receipts)
Fungsi penagihan harus memastikan bahwa seluruh penerimaan kas telah
diindentifikasi dengan pantas dan dengan segera di setor secara utuh ke Bank.
Banyak perusahaan menggunakan system lockbox, dimana pembayaran dari pelanggan
di kirim langsung ke bank entitas. Bank kemudian mengirimkan arsip transaksi
penerimaan kas dan nota pembayaran kepada entitas. Pada situasi di mana
pembayaran dikirim langsung ke entitas, cek harus disahkan oleh pihak yang
memiliki otorisasi dan seluruh cek
harus disetorkan secara harian.
17. Piutang
Usaha ( Account Receivable)
Fungsi piutang usaha bertanggungjawab untuk memastikan bahwa seluruh tagihan,
penyesuaian, dan penerimaan kas telah di catat dengan benar pada catatan
piutang pelanggan.
18. Buku Besar
(General Ledger)
Tujuan utama dari fungsi buku besar sehubungan dengan proses pendapatan adalah
untuk memastikan bahwa seluruh pendapatan, penagihan dan piutang telah
diakumulasikan, diklasifikasikan, dan diringkas pada akun-akun yang tepat.
Pemisahan Tugas Kunci
Salah-satu pengendalian yang terpenting dalam system akuntansi adalah pemisahan tugas yang memadai. Oleh karena itu setiap individu yang terlibat dalam fungsi pencatatan pesanan, kredit, pengiriman, atau penagihan tidak boleh memiliki akses ke catatan piutang usaha, buku besar, atau kegiatan penerimaan kas.
Salah-satu pengendalian yang terpenting dalam system akuntansi adalah pemisahan tugas yang memadai. Oleh karena itu setiap individu yang terlibat dalam fungsi pencatatan pesanan, kredit, pengiriman, atau penagihan tidak boleh memiliki akses ke catatan piutang usaha, buku besar, atau kegiatan penerimaan kas.
C. Penentuan Risiko Bawaan
Pada saat memeriksa proses pendapatan, auditor harus
memperrtimbangkan factor risiko bawaan yang dapat mempengaruhi baik transaksi
pendapatan maupun penerimaan kas dan akun laporan keuangan yang dipengaruhi
oleh kedua transaksi tersebut. Keempat factor risiko bawaan yang dapat
mempengaruhi proses pendapatan adalah sebagai berikut :
a. Faktor-faktor yang terkait dengan industry
Faktor-faktor seperti profitabilitas dan kesehatan industri di mana perusahaan
beroperasi, tingkat kompetensi dalam industri, dan tingkat perubahan teknologi
industri mempengaruhi potensi salah-saji dalam laporan keuangan. Sebagai
contoh, jika industri mengalami penurunan permintaan atas produk, entitas dapat
menghadapi penurunan volume penjualan yang dapat menyebabkan kerugian operasi
dan arus kas yang rendah. Sama halnya, kompetisi dalam industri dapat
mempengaruhi kebijakan penetapan harga entitas, persyaratan kredit, dan garansi
produk. Jika factor yang terkait dengan industri seperti di atas ada, maka
manajemen bisa terlibat dalam kegiatan yang menimbulkan salah saji.
b. Kompleksitas dan Perdebatan atas Persoalan
Pengakuan Pendapatan
Bagi kebanyakan entitas, pengakuan pendapatan bukan merupakan masalah besar
karena pendapatan diakui pada saat produk dikirimkan atau jasa diberikan. Akan
tetapi, pada beberapa entitas pengakuan pendapatan dapat melibatkan perhitungan
yang kompleks. Sebagai contoh adalah pengakuan pendapatan atas perjanjian
konstruksi jangka panjang, perjanjian jasa jangka panjang, perjanjian sewa, dan
penjualan cicilan. Dapat terjadi perselisihan antara manajemen dan auditor
kapan pendapatan, beban, dan keuntungan terkait harus diakui. Dalam keadaan
seperti ini, auditor harus menentukan risiko bahwa terdapat salah saji material
sebagai tinggi.
c. Kesulitan Audit atas transaksi dan saldo akun
Akun-akun yang sulit untuk diaudit dapat menjadi masalah risiko bawaan bagi
auditor. Di samping itu persoalan pengakuan pendapatan seperti yang telah
dibahas sebelumnya, penyisihan atas piutang tak tertagih dapat menjadi sulit
untuk diaudit karena subjektivitas dalam penetapan nilainya.
d. Salah-saji yang terdeteksi dalam audit periode sebelumnya.
Keberadaan salah saji dalam audit periode sebelumnya merupakan indicator yang
baik bahwa akan terdapat salah saji dalam audit periode berjalan.
D. Audit Atas Siklus Penjualan
Dan Penerimaan Kas
Tujuan audit ini adalah untuk mengevaluasi apakah saldo-saldo yang dipengaruhi oleh siklus ini
telah disajikan secara wajar sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum.
Perkiraan-perkiraan utama yang terdapat pada siklus
penjualan dan penerimaan kas adalah penjualan, cadangan dan retur penjualan, beban piutang tak tertagih,
potongan tunai yang diambil, piutang dagang, penyisihan piutang tak tertagih,
kas di bank.
Fungsi bisnis pada siklus penjualan dan penerimaan kas terdiri dari :
·
Pemrosesan pesanan pelanggan
Merupakan awal dari siklus dan berupa penawaran untuk
membeli barang dengan ketentuan tertentu. Dokumen yang berhubungan :
–
Pesanan
pelanggan (customer order),
–
Pesanan
penjualan (sales order)
Persetujuan Penjualan Kredit
Praktek yang lemah menyebabkan piutang tak tertagih
besar. Persetujuan penjualan kredit ditandai oleh
persetujuan untuk mengirim barang.
Nota pengiriman disiapkan saat penjualan dan dokumen
pengiriman (bill of lading) dibuat untuk keperluan penagihan atas pengiriman ke
pelanggan. Dokumen yang berhubungan :
–
Dokumen pengiriman
(shipping document)
–
Faktur penjualan
(sales invoice)
–
Jurnal penjualan
(sales journal)
–
Neraca saldo A/R
–
Laporan ikhtisar
penjualan(summary sale report)
–
Laporan Bulanan
( Monthly Statement )
–
Berkas induk
piutang dagang (A/R Master file)
E. Proses dan
Pencatatan Penerimaan Kas
Meliputi penerimaan, penyimpanan, dan pencatatan kas baik kas maupun berupa
cek. Pertimbangan utama adalah seluruh kas harus disetor ke bank dalam jumlah
yanng benar dengan tepat waktu dan dicatat ke berkas transaksi penerimaan kas
yang digunakan untuk membuat jurnal penerimaan kas dan memutakhirkan berkas
induk piutang usaha.
Dokumen yang berhubungan :
Dokumen yang berhubungan :
·
Nota pembayaran
(Remittance Advice)
·
Daftar awal
penerimaan kas
·
Jurnal
penerimaan kas.
·
Pemrosesan dan
Pencatatan Cadangan dan Retur Penjualan.
Dokumen yang berhubungan :
–
Kredit memo
–
Jurnal cadangan
dan retur penjualan.
–
Penghapusan
Piutang Tak Tertagih.
Jika perusahaan
berkesimpulan bahwa suatu jumlah akan tidak tertagih lagi, jumlah tersebut
harus dihapuskan dan sering terjadi setelah pelanggan pailit atau piutang
dialihkan ke agen penagihan. Formulir yang digunakan adalah uncollectible
account authorization form yaitu dokumen yang digunakan secara intern yang
mengindikasikan adanya otorisasi untuk menghapuskan piutang usaha. Penyisihan
Piutang Ragu-ragu. Harus cukup untuk mencerminkan bagian dari penjualan periode
sekarang yang diperkirakan tidak dapat ditagih di masa depan.
F. Metodologi Perancangan Pengujian Pengendalian Dan Pengujian Substantif Atas
Transaksi Penjualan
Auditor membutuhkan kerangka dasar untuk memperkirakan risiko pengendalian.
Auditor harus mengidentifikasi pengendalian intern kunci dan kelemahan atas transaksi pengendalian. Auditor menghubungkan pengendalian dan kelemahan dengan tujuan. Auditor memperkirakan risiko pengendalian pada setiap tujuan dengan mengevaluasi pengendalian dan kelemahan untuk setiap tujuan.
Auditor harus mengidentifikasi pengendalian intern kunci dan kelemahan atas transaksi pengendalian. Auditor menghubungkan pengendalian dan kelemahan dengan tujuan. Auditor memperkirakan risiko pengendalian pada setiap tujuan dengan mengevaluasi pengendalian dan kelemahan untuk setiap tujuan.
Pengendalian kunci terdiri dari :
ü Pemisahan tugas yang memadai.
ü Otorisasi yang semestinya.
ü Dokumen/catatan yang memadai.
ü Dokumen yang prenumbered.
ü Pengiriman monthly statement.
ü Prosedur verifikasi intern.
Merancang Pengujian Substantif atas Transaksi
Penjualan Bertujuan untuk memastikan
penjualan yang dicatat benar-benar ada. Terdapat dua kemungkinan salah saji : penjualan dicatat untuk pengiriman yang tidak pernah dilakukan dan pengiriman dilakukan ke pelanggan fiktif dan dicatat sebagai penjualan.
penjualan yang dicatat benar-benar ada. Terdapat dua kemungkinan salah saji : penjualan dicatat untuk pengiriman yang tidak pernah dilakukan dan pengiriman dilakukan ke pelanggan fiktif dan dicatat sebagai penjualan.
Sifat pengujian tergantung sifat kelemahan Internal Control ; dengan menelusuri
dari jurnal ke dokumen dasar ( test of ommission ) Transaksi penjualan yang
terjadi telah dicatat.Dengan menelusuri dari dokumen dasar ke jurnal dimana
dokumen sebagai direction of test. Penjualan dicatat secara akurat. Kebenaran
penilaian transaksi penjualan berkenaan dengan pengiriman jumlah barang yang
dipesan, kebenaran penagihan atas jumlah yang dikirim dan kebenaran pencatatan
jumlah yang ditagih dalam catatan akuntansi Penjualan yang dicatat telah
diklasifikasikan sebagaimana mestinya.
Pengujian atas klasifikasi penjualan merupakan bagian
pengujian penilaian.Penjualan dicatat pada tanggal yang tepat, penjualan ditagih dan dicatat sesegera mungkin setelah
terjadinya pengiriman untuk mencegah hilangnya transaksi dari catatan tanpa
sengaja dan untuk menjamin bahwa penjualan dicatat pada periode yang sesuai.
Transaksi penjualan dicatat dengan semestinya di berkas induk dan diikhtisarkan
dengan benar.
Perbedaan pengendalian salah saji dalam nota kredit dan penjualan berkaitan
dengan : Materialitas ; retur dan pengurangan harga penjualan sangat tidak
material sehingga dapat diabaikan dalam pelaksanaan audit. Tujuan ; penekanan
pada pengujian keabsahan transaksi yang dicatat sebagai cara untuk menemukan
pengalihan kas dari penerimaan penagihan piutang yang telah diterima dengan
retur dan pengurangan harga fiktif.
G. Pengendalian Intern, Pengujian Pengendalian, & Pengujian Substantif
Atas Transaksi Penerimaan Kas
a) Menyiapkan Pembuktian atas Penerimaan Kas.
Pengujian
dilakukan dengan menjumlah penerimaan kas yang dicatat dijurnal penerimaan kas
pada periode tertentu dan direkonsiliasi dengan setoran aktual yang dilakukan
ke bank untuk periode yang sama. Prosedur ini digunakan untuk membongkar :
·
penerimaan kas
yang belum disetor – pinjaman tidak dicatat
·
setoran yang
tidak dicatat – pinjaman bank yg langsung disetor ke R/K
Pengujian untuk menemukan lapping piutang. Lapping merupakan fraud yang umum yaitu menangguhkan pencatatan penerimaan piutang untuk
menyembunyikan adanya kekurangan kas dan dicegah melalui pemisahan fungsi. Dideteksi dengan membandingkan nama, jumlah, tanggal
dalam nota pembayaran dengan jurnal penerimaan kas dan deposit slip.
b)
Pengujian Audit
Untuk Piutang Tak Tertagih
Pertimbangan utama auditor untuk memverifikasi penghapusan piutang tak tertagih
adalah keabsahan dan kepantasan otorisasi dengan perhatian utama : kemungkinan
klien untuk menutupi defalkasi dengan menghapus piutang yang telah ditagih.
Prosedur yg lazim adalah memeriksa persetujuan dari orang yang berwenang dan
memeriksa korespondensi dalam arsip klien yang mendukung ketidak
kolektibilitasannya.
c)
Pengendalian
Intern Tambahan Atas Transaksi Neraca
Jika IC untuk golongan transaksi efektif dan pengujian substantif mendukung
maka kemungkinan salah saji L/K berkurang. Mungkin ada IC yang berkaitan secara
langsung dengan akun yang belum diidentifikasi sebagai bagian pengujian
pengendalian atau pengujian substantif atas transaksi.
Siklus Penjualan dan Penerimaan Kas paling tidak berdampak pada 3 tujuan audit:
Realizable value. Penting karena kolektibilitas piutang sering merupakan pos
utama L/K dan merupakan masalah sejumlah kasus tentang tanggungjawab akuntan.
Pengendalian yang lazim : persetujuan kredit, penyiapan neraca saldo A/R secara
periodik untuk ditelaah dan ditindaklanjuti dan kebijaksanaan penghapusan
piutang tak tertagih. Hak & Kewajiban. Pengendalian dengan penggunaan
akuntan yang kompeten
Penyajian dan pengungkapan. Pengendalian dengan penggunaan akuntan yang kompeten.
Penyajian dan pengungkapan. Pengendalian dengan penggunaan akuntan yang kompeten.
d)
Dampak Hasil
Pengujian Pengendalian Dan Transaksi
Bagian audit yang sangat dipengaruhi : saldo piutang usaha, kas, beban piutang
tak tertagih, dan penyisihan piutang tak tertagih. Saat penyelesaian pengujian
atas transaksi, perlu untuk untuk menganalisa setiap pengecualian dari
pengujian atas pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi, untuk
menentukan sebab dan dampak pengecualian tersebut terhadap tingkat risiko
pengendalian yang ditetapkan, yang dapat mempengaruhi risiko penemuan yang
didukung sehingga mempengaruhi sisa pengujian substantif. Dampak terbesar
pengujian ini adalah terhadap konfirmasi A/R meliputi jenis, ukuran sampel dan
saat pengujian.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Siklus pendapatan suatu perusahaan meliputi aktivitas yang berkaitan dengan transaksi penjualan,
penerimaan kas, dan penyesuaian penjualan. Transaksi tersebut akan mempengaruhi beberapa akun yang signifikan dalam laporan keuangan, termasuk kas, piutang usaha, persediaan, dan penjualan.
Siklus pendapatan merupakan hal yang penting bagi setiap perusahaan, tetapi praktik
bisnis dan pemicu ekonomi yang mendasari sangat bervariasi dari satu klien dengan klien lainnya. Pemahaman tentang bisnis dan
industri merupakan langkah pertama yang penting dalam mengembangkan
strategi audit. Sifat dari banyak aktivitas dalam siklus ini akan
mengakibatkan timbulnya risiko inheren yang tinggi untuk berbagai asersi laporan keuangan yang signifikan seperti asersi eksistensi atau kejadian piutang usaha. Karena hal ini, maka banyak perusahaan yang telah menerapkan
ketentuan yang ekstensif dalam setiap pengendalian internalnya untuk mencegah atau mendeteksi salah saji. Apabila auditor memperkirakan pengendalian ini akan menjadi efektif, maka dalam mengaudit asersi
siklus pendapatan terkait akan menerapkan pendekatan penilaian tingkat
risiko pengendalian yang lebih rendah. Dalam merencanakan pengujian substantif atas piutang usaha, auditor sangat menaruh perhatian pada
risiko lebih salah saji piutang yang disebabkan oleh pencantuman piutang fiktif
atau tidak memadainya penyisihan piutang tak tertagih. Terdapat anggapan bahwa auditor akan mengirim permintaan konfirmasi piutang usaha selama audit kecuali kondisi khusus tertentu berlaku.